Apakah Stres itu? Beragam Pengertian
Stres Menurut Para Ahli
Apakah stres itu? Stres adalah gejala alamiah makhluk hidup |
Menurut Kamus Istilah Ilmu Kedokteran
“Merriam-Webster Medical Dictionary”, stres adalah faktor fisik,
kimiawi atau emosi yang menyebabkan ketegangan tubuh atau mental, dan
dapat menjadi salah satu faktor pemicu timbulnya beragam penyakit
fisik dan mental. Sedangkan menurut seorang pakar terkenal di bidang
stres, Hans Selye, mendefinisikan stres sebagai respon tubuh
nonspesifik terhadap tuntutan apa saja.
Sebenarnya stres itu ada yang terjadi
pada fisik, stres oksidatif (kadar radikal bebas yang berlebihan
dalam tubuh manusia), dan ada juga yang terjadi pada masalah
psikologis atau emosional. Namun pada tulisan ini kita akan fokus
membahas mengenai stres yang terjadi pada masalah kejiwaan
(emosional), karena stres jenis ini lebih kompleks dan lebih sulit
diatasi daripada stres yang terjadi pada fisik. Selain itu, stres
juga bukan hanya dialami oleh manusia, tapi bisa terjadi pada hewan
dan tumbuh-tumbuhan.
Jenis-jenis Stres
Tidak seperti pemahaman orang awam pada
umumnya, stres itu sejatinya tidak selalu berkonotasi negatif dan
berakibat buruk (desktruktif). Dalam ilmu psikologi dikenal ada
empaat jenis stres yang umum dialami manusia, yaitu; “Eustress”,
“Distress”, “Hyperstress” dan “Hypostress”.
(Adi W. Gunawan, The Miracle of Mindbody Medicine, 2012)
1. Eustress adalah
stres jangka pendek yang bisa memberikan kekuatan atau semangat,
bersifat menantang namun masih dapat dikendalikan oleh orang yang
mengalaminya. Stres jenis ini justru meningkatkan antusiasme,
kreatifitas, motivasi dan aktifitas fisik. Stres ini justru bermakna
positif yang terjadi di saat kita membutuhkan motivasi dan inspirasi.
Contohnya saat kita sedang terlibat dalam sebuah kompetisi atau
persaingan menantang. Tuntutan atau tekanan untuk melakukan yang
terbaik dan bisa memenangkan kompetisi tersebut disebut eustress.
2. Distress adalah stres
yang dianggap atau dinilai terlalu berat untuk diatasi oleh
seseorang. Dia menganggap masalah atau beban mental yang dialaminya
itu adalah sesuatu yang membingungkan, dilematis dan tipis harapan
untuk mengatasinya, hingga berujung pada keputusasaan atau frustasi,
seakan-akan tidak ada solusi yang bisa memberikan jalan keluar dari
permasalahan atau beban mental tersebut.
Stres jenis distress ini terbagi
menjadi 2 tipe, yaitu stres akut dan stres kronis. Stres
akut adalah stres yang intens yang muncul dan hilang dengan cepat.
Misalnya saat kita di tengah jalan sempit bertemu dengan seekor
anjing galak atau di tengah hutan bertemu seekor ular berbisa yang
mematikan. Meskipun tingkat stres ini cukup tinggi, namun jika sudah
melewatinya kita akan merasa lebih tenang dan kembali ke kondisi
normal. Sedangkan stres kronis adalah stres yang sudah berlangsung
cukup lama, bisa berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun. Contohnya seorang remaja yang mengikuti ujian di
sekolahnya, yang menuntutnya untuk mentargetkan nilai akademik yang
tinggi dan mendapatkan predikat lulus yang memuaskan orangtuanya.
Jika selesai masa ujian, remaja tersebut akan kembali normal sedia
kala usai melewati masa-masa yang menegangkan penuh tantangan
tersebut.
3. Hyperstress adalah
kondisi yang terjadi bila seseorang didorong melampaui kemampuannya
untuk bertahan dan mengatasi suatu tekanan yang menimpanya. Stres
jenis ini muncul sebagai akibat dar kondisi beban mental yang
berlebih atau bekerja dan berfikir terlalu keras, bahkan kadang
melampaui batas kemampuannya. Saat seseorang sedang mengalami
hyperstress, hal-hal sepele pun bisa memicu respon emosional yang
cukup kuat, hingga emosinya 'meledak' dan meluap membabibuta, marah
besar yang kadang tak terkontrol, atau bahkan menangis tersedu-sedu.
Tak jarang stres ini bisa membuat seseorang tak mampu mengendalikan
perilakunya dan berbuat tindakan yang merugikan dirinya sendiri
maupun orang lain, atau lingkungan sekitarnya (destruktif). Contohnya
adalah seseorang yang dipecat dari pekerjaannya, ditinggal orang
tercinta, gagal dalam bisnis, dililit hutang, dan lain sebagainya.
4. Hypostress adalah
kebalikan dari hyperstress. Hypostress terjadi saat seseorang merasa
hidupnya monoton, membosankan, tidak ada tantangan, merasa berada di
titik jenuh dan hidupnya seakan tak tentu arah. Orang yang sering
mengalami hypostress biasanya sering gelisah, galau, apatis, dan
kehilangan semangat hidup. Contohnya buruh pabrik yang melakukan
pekerjaan yang sama secara berulang-ulang, tentu lama kelamaan akan
mengalami kejenuhan, bosan dengan aktifitas yang monoton tersebut
tanpa banyak kemajuan dan perubahan dalam hidupnya. Misalnya nominal
gajinya yang tak kunjung naik meski telah bekerja bertahun-tahun di
perusahaan tempatnya bekerja.
Penyebab
dan Faktor-faktor Pemicu Timbulnya Stres (Stressor)
Tekanan dan tuntutan hidup memicu timbulnya stres |
Menurur
Dr. LA Hartono
dalam buku “Stres dan Stroke” (Yogyakarta,
Terbitan Kanisius, 2007), secara umum faktor-faktor penyebebab stress
atau stressor dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok sebagai
berikut:
- Tekanan Fisik: Kerja otot atau olahraga berat, misalnya latihan bagi atlit yang cukup berat dan lama dengan intensitas tinggi, berfikir terlalu berat dan lama tanpa jeda rileksasi, dan lain sebagainya.
- Tekanan Psikologis atau Mental: Hubungan suami istri yang tidak harmonis, masalah internal dengan orangtua atau keluarga, persaingan dalam dunia kerja atau bisnis, hubungan sosial yang tidak akur, etika moral, dan lain sebagainya.
- Tekanan Sosial-Ekonomi: kesulitan mencari pekerjaan (pengangguran), dililit hutang besar yang menumpuk, tuntutan biaya sekolah atau kuliah yang 'mencekik leher', tagihan kredit yang menunggak, rasialisme, diskriminasi sosial, diperlakukan asing orang masyarakat, konflik antarwarga, dan lain sebagainya.
Pengaruh Stres
Bagi Diri Manusia
Di
awal sudah kita bahas bahwa tidak semua stres itu berarti negatif,
dan tidak semua stres mengakibatkan dampak buruk bagi orang yang
mengalaminya. Karena sejatinya stres adalah gejala normal dan alamiah
yang terjadi pada makhluk hidup yang beradaptasi dengan lingkungan
dan keadaan, terutama manusia yang memiliki dimensi kehidupan yang
sangat kompleks dan dinamis. Sejak bayi pun kita sudah mengalami
stres, misalnya seorang bayi yang terbangun dari tidur dan tidak
melihat seseorang pun di dekatnya, rasa takut akan kesendirian ini
membuat bayi menangis.
Namun
seiring perkembangan kecerdasan dan pola pikirnya, manusia menghadapi
tantangan hidup yang semakin berat, persaingan yang semakin ketat,
tuntutan hidup yang kian tinggi, serta beragam problematika kehidupan
yang semakin rumit senantiasa dihadapinya. Jika ketika masa
kanak-kanak bisa meminta uang jajan kepada orangtuanya, maka ketika
dewasa dia dituntut harus bekerja keras mencari uang untuk keluarga dan
anak-anaknya.
Stres pada masa remaja dan dewasa inilah yang sangat intens dan rawan dengan berbagai dampak negatif, baik bagi kesehatan fisik maupun kesehatan mental (psikologis). Stres pada masa ini tekanan dan tuntutan hidup semakin banyak dan kuat, tak jarang manusia yang mengalaminya akan frustasi, putus asa hingga bisa berujung fatal pada tindakan bunuh diri.
Efek
buruk yang diakibatkan oleh distres jangka panjang ini ada yang
bersifat psikologis atau emosional, dan ada pula yang bersifat fisik
(fisiologis) yang dikenal dengan istilah “psikosomatis”.
Berikut rinciannya:
- Efek Pada Kejiwaan/Emosional (Psikologis)
Dampak
yang dirasakan terjadi pada jiwa seseorang yang mengalaminya,
misalnya mudah tersinggung, perasaannya sensitif, sering marah-marah
karena hal sepele, sering melamun, tatapan mata kosong, lesu, tak
bergairah, tak punya semangat dan harapan hidup, produktifitas dan
prestasi kerja atau akademis menurun, terhambat, sulit fokus
(konsentrasi menurun), lamban berfikir, sering lupa pada hal-hal yang
baru saja dilakukannya, nafsu makan tak terkendali atau justru
kehilangan selera makan (anorexia),
cemas dan khawatir berlebihan (anxiety),
sering takut berlebihan tanpa sebab (paranoid),
mengurung diri dan menjauh dari pergaulan sosial, dan pada tingkat
lanjut bisa mengakibatkan seseorang menjadi gila, berperilaku di luar
kendali dirinya, kesadaran akan dirinya berkurang, hingga yang lebih
parah bisa berujung pada upaya bunuh diri untuk mengakhiri hidupnya.
- Efek Pada Fisik (Fisiologis)
Ada
keterkaitan erat antara jiwa dengan fisik manusia. Apa yang sedang
terjadi pada jiwa manusia, bisa mempengaruhi kondisi fisik manusia,
demikian pula sebaliknya. Hubungan ini disebut Psikosomatis, berasal
dari kata “psychosomatic”,
yang berakar dari bahasa Yunani, yaitu “psyche”
yang berarti jiwa atau fikiran, dan “somato”
berarti tubuh. Dengan kata lain, psikosomatis adalah suatu kondisi
dimana fikiran dapat mempengaruhi tubuh.
Perubahan tubuh yang dapat dipengaruhi oleh stres antara lain:
-Stres
akan menurunkan sistem kekebalan tubuh (imunitas), sehingga kita
mudah terserang berbagai penyakit.
-Kadar
keasaman tubuh (pH/potential hydrogen) pada orang yang sedang stres
berada pada level di bawah 7, yang biasa disebut sebagai “asidosis”,
yang bisa memicu beragam penyakit disebabkan oleh ketidakseimbangan
pH tersebut.
-Saat
kita stres, produksi asam lambung pun meningkat, sehingga rawan
dengan sakit lambung kronis, misalnya;
sakit
maag/radang
lambung (gastritis),
diare,
naiknya
asam lambung ke kerongkongan yang disebut
Gastro Esophageal Reflux Disease (GERD),
dan lain sebagainya.
-Saat
kita merasa tertekan, hormon noradrenalin diproduksi tubuh, akibatnya
pembuluh darah menyempit, dan peredaran darah (sirkulasi) pun
terhambat.
-Stres
mengakibatkan pembentukan oksigen aktif atau radikal bebas dalam
jumlah besar, yang menyebabkan oksidasi tubuh, serta memicu beragam
penyakit, kerusakan gen dan penuaan dini sebagai akibat dari radikal
bebas yang berlebihan ini.
Pada
akhirnya, orang yang stres berat dan berkepanjangan akan sangat
beresiko terkena beragam penyakit berat, antara lain; darah tinggi
(hipertensi), kolesterol tinggi, asam urat, penuaan dini, luka borok
pada lambung (ulcer),
beragam penyakit kulit, seperti; eksim, alergi, psioriasis,
peradangan
kulit/dermatitis,
sulit tidur (insomnia), sesak nafas (asma), sakit kepala (migrain,
vertigo), bahkan penyakit yang sangat mematikan dan sangat sulit
disembuhkan, yaitu serangan jantung (heart
attact), stroke, dan
kanker.
Apa Pelajaran
Yang Bisa Kita Ambil?
Kehidupan
manusia di dunia ini ibarat sebuah kapal yang berlayar di lautan,
setiap saat ancaman ombak gelombang tinggi dan hantaman badai di
tengah lautan senantiasa menanti di depan mata. Jika konstruksi kapal
tidak kuat, atau nahkoda/awak kapal tidak terampil dan siaga
menghadapinya, maka kapal akan tenggelam ditelan dahsyatnya badai dan
terjangan ombak. Demikian pula dalam mengarungi samudera kehidupan,
kita akan senantiasa menghadapi berbagai ancaman terjangan badai dan
ombak kehidupan yang sulit kita hindari.
Dibutuhkan keterampilan mental dan kekuatan hati yang teguh untuk menghadapinya, bukan lari dari kenyataan yang sejatinya tidak akan membawa kita keluar dari masalah, justru kerap membuat kita frustasi dan putus asa seakan kiamat sudah terjadi dalam hidup kita. Belum lagi ancaman berbagai penyakit yang diakibatkan dari stres yang berkepanjangan. Kunci menghadapi stres adalah dengan belajar dan berlatih untuk memanajemen stres, ikhlas, sabar dan pasrah menerima kenyataan, serta menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak Tuhan yang maha kuasa. Dengan sikap mental ini akan senantiasa memperkuat jiwa kita dari bahaya stres berkepanjangan dan hidup kita akan cenderung lebih tenang dan bahagia.
Dibutuhkan keterampilan mental dan kekuatan hati yang teguh untuk menghadapinya, bukan lari dari kenyataan yang sejatinya tidak akan membawa kita keluar dari masalah, justru kerap membuat kita frustasi dan putus asa seakan kiamat sudah terjadi dalam hidup kita. Belum lagi ancaman berbagai penyakit yang diakibatkan dari stres yang berkepanjangan. Kunci menghadapi stres adalah dengan belajar dan berlatih untuk memanajemen stres, ikhlas, sabar dan pasrah menerima kenyataan, serta menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak Tuhan yang maha kuasa. Dengan sikap mental ini akan senantiasa memperkuat jiwa kita dari bahaya stres berkepanjangan dan hidup kita akan cenderung lebih tenang dan bahagia.
Artikel
terkait:
1. Inilah Yang Terjadi Pada Tubuh Kita Ketika Stres Melanda
1. Inilah Yang Terjadi Pada Tubuh Kita Ketika Stres Melanda
2.
10 Cara Ampuh Ini Terbukti Bisa Mengatasi Stres Berat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, bertanya atau menambahkan opini pada artikel ini. Mohon berikan nilai manfaat dengan memberikan masukan yang berguna dan mohon jangan berpromosi atau berkomentar yang tidak relevan dengan artikel.