Awas, Stres Bisa Membunuhmu..!!
Kehidupan manusia yang sangat kompleks dan dinamis dengan tantangan dan tuntutan hidup yang semakin berat memang sangat rentan dengan stres. Ledakan jumlah penduduk dunia dan persaingan hidup yang semakin ketat kerap memicu munculnya stres bagi manusia. Memang sulit menghindari stresor (pemicu stres), karena inilah konsekwensi hidup bermasyarakat. Bahkan jika kita tinggal sendirian di hutan pun tak akan luput dari ancaman stres. Sejatinya, stres adalah kondisi alamiah makhluk hidup dalam merespon situasi di lingkungannya. Stres adalah gejala yang wajar, sepanjang masih dalam kendali fikiran positif dan jiwa yang tenang. Namun jika stres sudah berlanjut ke tingkat yang lebih intens, stres juga bisa mengancam kesehatan jiwa dan fisik seseorang, bahkan beresiko menderita beragam penyakit degeratif (penyakit yang berhubungan penurunan fungsi organ tubuh, seperti diabetes, osteoporosis, dan lain lain), dan bahkan penyakit yang paling mematikan, seperti kanker, stroke hingga penyakit jantung. lalu apa hubungannya stres dengan potensi penyakit-penyakit berbahaya tersebut? bagaimana bisa stres mempengaruhi kondisi tubuh hingga ke level yang sangat ekstrim? simaklah penjabarannya berdaraskan ilmu medis, neuroscience (ilmu tentang sistem syaraf), psikiatri (ilmu kedokteran jiwa), dan lainnya.
Alur Terjadinya Stres dan Respon Tubuh Terhadap Stres
Kehidupan manusia yang sangat kompleks dan dinamis dengan tantangan dan tuntutan hidup yang semakin berat memang sangat rentan dengan stres. Ledakan jumlah penduduk dunia dan persaingan hidup yang semakin ketat kerap memicu munculnya stres bagi manusia. Memang sulit menghindari stresor (pemicu stres), karena inilah konsekwensi hidup bermasyarakat. Bahkan jika kita tinggal sendirian di hutan pun tak akan luput dari ancaman stres. Sejatinya, stres adalah kondisi alamiah makhluk hidup dalam merespon situasi di lingkungannya. Stres adalah gejala yang wajar, sepanjang masih dalam kendali fikiran positif dan jiwa yang tenang. Namun jika stres sudah berlanjut ke tingkat yang lebih intens, stres juga bisa mengancam kesehatan jiwa dan fisik seseorang, bahkan beresiko menderita beragam penyakit degeratif (penyakit yang berhubungan penurunan fungsi organ tubuh, seperti diabetes, osteoporosis, dan lain lain), dan bahkan penyakit yang paling mematikan, seperti kanker, stroke hingga penyakit jantung. lalu apa hubungannya stres dengan potensi penyakit-penyakit berbahaya tersebut? bagaimana bisa stres mempengaruhi kondisi tubuh hingga ke level yang sangat ekstrim? simaklah penjabarannya berdaraskan ilmu medis, neuroscience (ilmu tentang sistem syaraf), psikiatri (ilmu kedokteran jiwa), dan lainnya.
Alur Terjadinya Stres dan Respon Tubuh Terhadap Stres
Apa yang terjadi pada otak (fikiran) kita, langsung serta merta mendapat respon dari tubuh kita. Misalnya pada saat
kita sedang mengalami stres atau kecemasan tinggi, otak kita
memproduksi hormon noradrenalin.
Ketika
merasa takut yang berlebihan, hormon adrenalin
akan muncul. Apakah hormon itu?
Hormon
adalah suatu zat yang ada pada tubuh manusia, berasal dari bahasa Yunani, yaitu “hormaen”
yang
berarti “yang menggerakan”. Hormon merupakan zat biokimia dalam
bentuk senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon
mengatur aktivitas seperti; metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan
perkembangan manusia. Hormon yang sangat berhubungan dengan fikiran
atau kondisi kejiwaan seseorang adalah adrenalin,
noradrenalin, beta-endorfin dan enkefalin.
Hormon ini merupakan zat penyampai pesan pada tingkatan sel. Artinya
zat-zat inilah yang menyampaikan perintah dari otak kepada tiap-tiap
sel. Misalnya ketika kita marah, maka hormon ini memerintahkan sel
tubuh kita, dan tubuh akan bereaksi melalui ketegangan dan aktifitas
tertentu pada organ tubuh.
Video ilustrasi apa yang terjadi di tubuh kita saat kita stress
Menurut
Dr. Shigeo Haruyama, seorang
dokter spesialis bedah sistem pencernaan, dalam bukunya “The
Miracle of Endorphine”
(Sunmark Publishing, 1995), ia menjelaskan jika seseorang
terus-menerus marah dan stres berat berkepanjangan, dia dapat jatuh
sakit karena keracunan noradrenalin berlebihan pada tubuhnya, tubuh
terlihat lebih tua dari usia sebenarnya, dan bahkan bisa
mengakibatkan meninggal dunia di usia muda. Stres juga memicu
penyakit kanker. Sebuah penelitian terkemuka mengamati hubungan
kanker dengan stres dengan subjek tikus, hasilnya jelas terbukti
persentase penyakit kanker pada hewan-hewan tersebut bergantung pada
tingkat stres yang mereka alami. Resiko kanker pada tikus-tikus
tersebut meningkat menjadi 50% ketika mereka didera stres hebat.
Kesimpulannya, stres meningkatkan resiko penyakit kanker.
Saat
kita stres, hormon noradrenalin dihasilkan tubuh, pembuluh darah
menyempit, detak jantung terganggu, dan sirkulasi darah pun kacau.
Selain itu stres juga membentuk oksigen aktif (oksidan), dan
menjadikan pH (kadar keasaman tubuh) semakin asam (yang disebut
“asidosis”),
meningkatkan produksi asam lambung berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, bertanya atau menambahkan opini pada artikel ini. Mohon berikan nilai manfaat dengan memberikan masukan yang berguna dan mohon jangan berpromosi atau berkomentar yang tidak relevan dengan artikel.