Jumat, 31 Juli 2015

Mengenal Seni Pernafasan Satria Nusantara, Sembuh Dan Sehat Dengan Tenaga Dalam (1)


Tentang Satria Nusantara
Satria Nusantara (SN) adalah salah satu ilmu beladiri dan penyembuhan dengan tenaga dalam yang digali dari akar budaya asli leluhur bangsa Indonesia yang memadukan antara gerak tubuh dan pernafasan serta konsentrasi untuk menghasilkan suatu sistem biolistrik tubuh yang lebih mantap, kuat dan teratur.  Sehingga dapat membela diri sendiri terhadap berbagai serangan penyakit di dalam tubuh, serta dapat pula dimanfaatkan untuk beladiri terhadap serangan dari luar dan bahkan dapat pula dipergunakan untuk mengobati orang yang sakit.
Satria Nusantara didirikan oleh Drs. H. Maryanto di Yogyakarta, pada tanggal 31 Agustus 1985, yang awalnya bernama Perguruan Beladiri Tenaga Dalam Satria Nusantara. Kemudian satu tahun kemudian berkembang menjadi sebuah yayasan yang bernama Lembaga Seni Pernafasan Satria Nusantara.

Sang pendiri Satria Nusantara, Drs. H. Maryanto adalah putra asli Sumatra keturunan Jawa dan Cina, yang dibesarkan di lingkungan muslim Muhammadiyah di Yogyakarta. Setelah lulus dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta, beliau sempat menjadi dosen jurusan MIPA berstatus Pegawai Negri di IKIP Negri Jogjakarta (Tahun 1987-1989). Ilmu Satria Nusantara yang beliau kembangkan berasal dari pengalaman dan pengamalannya mendalami ilmu tenaga dalam dari berbagai sumber, antara lain Perguruan Prana Shakti Jogjakarta, Perguruan Sinar Putih, Tapak Suci, Pernafasan Tai Chi, Silat Stroom, Pernafasan Aliran Jawa, ilmu yoga, dan lain lain. Ditambah dengan latar belakang pendidikannya di bidang Ilmu Pengetahuan Alam serta penelitian-penelitian ilmiah yang dilakukannya untuk mengkaji ilmu tenaga dalam yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmu pengetahuan (sains), agama dan hukum. Di samping itu, Satria Nusantara juga bekerjasama dengan Departemen Kesehatan RI untuk mencari alternatif penyembuhan dan peningkatan kesehatan masyarakat Indonesia secara alamiah dan ilmiah.
Kata "SATRIA" dalam Satria Nusantara bila diuraikan maka terdiri dari kata Sat=Enam, Tri=Tiga dan A=Ya=Daya=Kekuatan. Dalam perguruan ini diusahakan untuk mengembangkan enam indera manusia dengan tiga kekuatan:  1. Kekuatan Fisik, dilatih dengan gerakan jurus tertentu. 2. Kekuatan Batin, dilatih dengan pernafasan tertentu. 3. Kekuatan Spiritual/Iman, dilatih dengan meditasi dan dzikir dalam hati "Laa illaaha illallah" (bagi muslim).

Jadi di SN tidak ada susuk, jimat, puasa mutih, ritual tradisi kejawen, dan sebagainya. Tidak meminta bantuan kepada makhluk halus, perantara jin dan lain lain. Satria Nusantara juga tidak mengenal istilah berpantang makanan tertentu, kecuali makanan yang diharamkan agama dan makanan yang tidak baik untuk kesehatan. Untuk Tingkat Dasar ada 10 jurus yang wajib dikuasai anggota SN. Setelah calon anggota berlatih dari kuda-kuda sampai 10 jurus, maka bahan tenaga cadangan dalam tubuh yang berubah menjadi kekuatan/tenaga dalam yang berbentuk getaran/frekuensi akan "dibuka" dengan cara tertentu sehingga dapat memancar keluar membentuk semacam medan magnet yang akan selalu melindungi badan dari serangan orang lain. Teknik ini bukanlah pengisian atau transfer energi sebagaimana dipahami banyak orang awam, karena sebenarnya memang tidak ada sesuatu yang ’dimasukkan’ ke tubuh peserta, hanya merangsang bangkitnya tenaga dalamnya. Mirip seperti mekanisme jarum baja yang digosok-gosok pada sebuah magnet yang lebih besar, sehingga jarum baja tersebut memiliki sifat magnetis layaknya sebuah magnet.

Tenaga dalam yang berbentuk getaran tersebut secara spontan/refleks langsung menangkis dan membalas serangan dan gangguan yang datang, tanpa persiapan terlebih dahulu. Dengan demikian anggota yang telah selesai Tingkat Dasar sudah siap mempraktekkannya. Misalnya jika ada orang berniat jahat untuk menyerang, maka si penjahat tadi akan terpental dengan sendirinya karena anggota SN terlindungi dengan medan magnet kuat di sekeliling tubuhnya. Bahkan serangan yang bersifat gaib sekalipun, misalnya santet, guna-guna, sihir, hipnotis jahat (gendam), kesurupan, gangguan jin, karena semuanya itu merupakan manifestasi dari energi negatif.



Manfaat Ilmu Satria Nusantara
Dengan mengikuti latihan Seni Pernafasan Satria Nusantara maka akan dihasilkan beberapa manfaat, antara lain:
*Menyembuhkan beragam penyakit. Terbukti dari ribuan peserta SN yang sembuh dari berbagai macam penyakit berat. Baik penyakit disfungsional tubuh, degeneratif, psikosomatis bahkan penyakit akibat sihir dan santet. *Orang yang sehat akan terjaga dan meningkatkan stamina. Tidak mudah sakit, selalu berenergi, meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas/antibody), tidak mudah lelah. *Menghasilkan tenaga dalam untuk beladiri. Baik dari serangan fisik maupun nonfisik / gaib, seperti santet, sihir dan hipnotis jahat (gendam) *Mampu mengobati diri sendiri dan atau orang lain yang sakit.*Meningkatkan ketenangan fikiran, kebahagiaan, emosi lebih terkendali dan terhindar dari stres. *Memiliki kepekaan rasa yang disebut "indra ke enam" dan ketajaman intuisi. *Dan lain-lain
Y.S. Santosa Giriwijoyo, seorang dosen Ilmu Faal dan Ilmu Faal Olahraga FPOK-IKIP Bandung dalam makalahnya "Penyehatan dan Penyembuhan Diri melalui Olah Seni Beladiri Tenaga Dalam Satria Nusantara" yang disampaikan pada Semiloka Pengobatan Tenaga Dalam di Surabaya menyimpulkan antara lain:  Jurus-jurus Seni Pernafasan Satria Nusantara memenuhi kriteria Olahraga Kesehatan.Dibandingkan dengan Olahraga Kesehatan yang lain pada umunya, maka Seni Pernafasan Satria Nusantara adalah lebih baik oleh karena secara serentak membina aspek jasmani, rokhani dan sosial sehingga merupakan Olah manusia seutuhnya! Penekanan nafas selama melakukan jurus-jurus menyebabkan terjadinya keadaan "hypoxic-anaerobik" yang merupakan perangsang bagi peningkatan kesehatan dan kesembuhan seluruh sel-sel jaringan tubuh. Analisa Ilmu Faal menunjukkan adanya potensi yang besar dari Seni Pernafasan Satria Nusantara terhadap pencegahan dan penyembuhan penyakit melalui mekanisme pelatihan hypoxic-anaerobik terhadap sel-sel tubuh.
Hasil penelitian oleh Tim Dosen FPOK-IKIP Bandung terhadap latihan Pra-Dasar Seni Pernafasan Satria Nusantara selama 12 hari berturut-turut menunjukkan adanya pengaruh yang positif terhadap kesehatan dan kemampuan fungsional, akan tetapi signifikansinya masih perlu diuji lebih lanjut.
(Sumber bacaan: "Seni Beladiri Tenaga Dalam Satria Nusantara" Tinjauan dari Segi Ilmu, Agama, Kesehatan dan Ketahanan dan "Latihan Kepekaan & Manfaatnya", oleh Drs. Maryanto, dkk, 1993)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, bertanya atau menambahkan opini pada artikel ini. Mohon berikan nilai manfaat dengan memberikan masukan yang berguna dan mohon jangan berpromosi atau berkomentar yang tidak relevan dengan artikel.