Jumat, 31 Juli 2015
Mengenal Seni Pernafasan Satria Nusantara, Sembuh Dan Sehat Dengan Tenaga Dalam (1)
Tentang Satria Nusantara
Satria Nusantara (SN) adalah salah satu ilmu beladiri dan penyembuhan dengan tenaga dalam yang digali dari akar budaya asli leluhur bangsa Indonesia yang memadukan antara gerak tubuh dan pernafasan serta konsentrasi untuk menghasilkan suatu sistem biolistrik tubuh yang lebih mantap, kuat dan teratur. Sehingga dapat membela diri sendiri terhadap berbagai serangan penyakit di dalam tubuh, serta dapat pula dimanfaatkan untuk beladiri terhadap serangan dari luar dan bahkan dapat pula dipergunakan untuk mengobati orang yang sakit.
Satria Nusantara didirikan oleh Drs. H. Maryanto di Yogyakarta, pada tanggal 31 Agustus 1985, yang awalnya bernama Perguruan Beladiri Tenaga Dalam Satria Nusantara. Kemudian satu tahun kemudian berkembang menjadi sebuah yayasan yang bernama Lembaga Seni Pernafasan Satria Nusantara.
Sang pendiri Satria Nusantara, Drs. H. Maryanto adalah putra asli Sumatra keturunan Jawa dan Cina, yang dibesarkan di lingkungan muslim Muhammadiyah di Yogyakarta. Setelah lulus dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta, beliau sempat menjadi dosen jurusan MIPA berstatus Pegawai Negri di IKIP Negri Jogjakarta (Tahun 1987-1989). Ilmu Satria Nusantara yang beliau kembangkan berasal dari pengalaman dan pengamalannya mendalami ilmu tenaga dalam dari berbagai sumber, antara lain Perguruan Prana Shakti Jogjakarta, Perguruan Sinar Putih, Tapak Suci, Pernafasan Tai Chi, Silat Stroom, Pernafasan Aliran Jawa, ilmu yoga, dan lain lain. Ditambah dengan latar belakang pendidikannya di bidang Ilmu Pengetahuan Alam serta penelitian-penelitian ilmiah yang dilakukannya untuk mengkaji ilmu tenaga dalam yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmu pengetahuan (sains), agama dan hukum. Di samping itu, Satria Nusantara juga bekerjasama dengan Departemen Kesehatan RI untuk mencari alternatif penyembuhan dan peningkatan kesehatan masyarakat Indonesia secara alamiah dan ilmiah.
Kata "SATRIA" dalam Satria Nusantara bila diuraikan maka terdiri dari kata Sat=Enam, Tri=Tiga dan A=Ya=Daya=Kekuatan. Dalam perguruan ini diusahakan untuk mengembangkan enam indera manusia dengan tiga kekuatan: 1. Kekuatan Fisik, dilatih dengan gerakan jurus tertentu. 2. Kekuatan Batin, dilatih dengan pernafasan tertentu. 3. Kekuatan Spiritual/Iman, dilatih dengan meditasi dan dzikir dalam hati "Laa illaaha illallah" (bagi muslim).
Jadi di SN tidak ada susuk, jimat, puasa mutih, ritual tradisi kejawen, dan sebagainya. Tidak meminta bantuan kepada makhluk halus, perantara jin dan lain lain. Satria Nusantara juga tidak mengenal istilah berpantang makanan tertentu, kecuali makanan yang diharamkan agama dan makanan yang tidak baik untuk kesehatan. Untuk Tingkat Dasar ada 10 jurus yang wajib dikuasai anggota SN. Setelah calon anggota berlatih dari kuda-kuda sampai 10 jurus, maka bahan tenaga cadangan dalam tubuh yang berubah menjadi kekuatan/tenaga dalam yang berbentuk getaran/frekuensi akan "dibuka" dengan cara tertentu sehingga dapat memancar keluar membentuk semacam medan magnet yang akan selalu melindungi badan dari serangan orang lain. Teknik ini bukanlah pengisian atau transfer energi sebagaimana dipahami banyak orang awam, karena sebenarnya memang tidak ada sesuatu yang ’dimasukkan’ ke tubuh peserta, hanya merangsang bangkitnya tenaga dalamnya. Mirip seperti mekanisme jarum baja yang digosok-gosok pada sebuah magnet yang lebih besar, sehingga jarum baja tersebut memiliki sifat magnetis layaknya sebuah magnet.
Tenaga dalam yang berbentuk getaran tersebut secara spontan/refleks langsung menangkis dan membalas serangan dan gangguan yang datang, tanpa persiapan terlebih dahulu. Dengan demikian anggota yang telah selesai Tingkat Dasar sudah siap mempraktekkannya. Misalnya jika ada orang berniat jahat untuk menyerang, maka si penjahat tadi akan terpental dengan sendirinya karena anggota SN terlindungi dengan medan magnet kuat di sekeliling tubuhnya. Bahkan serangan yang bersifat gaib sekalipun, misalnya santet, guna-guna, sihir, hipnotis jahat (gendam), kesurupan, gangguan jin, karena semuanya itu merupakan manifestasi dari energi negatif.
Manfaat Ilmu Satria Nusantara
Dengan mengikuti latihan Seni Pernafasan Satria Nusantara maka akan dihasilkan beberapa manfaat, antara lain:
*Menyembuhkan beragam penyakit. Terbukti dari ribuan peserta SN yang sembuh dari berbagai macam penyakit berat. Baik penyakit disfungsional tubuh, degeneratif, psikosomatis bahkan penyakit akibat sihir dan santet. *Orang yang sehat akan terjaga dan meningkatkan stamina. Tidak mudah sakit, selalu berenergi, meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas/antibody), tidak mudah lelah. *Menghasilkan tenaga dalam untuk beladiri. Baik dari serangan fisik maupun nonfisik / gaib, seperti santet, sihir dan hipnotis jahat (gendam) *Mampu mengobati diri sendiri dan atau orang lain yang sakit.*Meningkatkan ketenangan fikiran, kebahagiaan, emosi lebih terkendali dan terhindar dari stres. *Memiliki kepekaan rasa yang disebut "indra ke enam" dan ketajaman intuisi. *Dan lain-lain
Y.S. Santosa Giriwijoyo, seorang dosen Ilmu Faal dan Ilmu Faal Olahraga FPOK-IKIP Bandung dalam makalahnya "Penyehatan dan Penyembuhan Diri melalui Olah Seni Beladiri Tenaga Dalam Satria Nusantara" yang disampaikan pada Semiloka Pengobatan Tenaga Dalam di Surabaya menyimpulkan antara lain: Jurus-jurus Seni Pernafasan Satria Nusantara memenuhi kriteria Olahraga Kesehatan.Dibandingkan dengan Olahraga Kesehatan yang lain pada umunya, maka Seni Pernafasan Satria Nusantara adalah lebih baik oleh karena secara serentak membina aspek jasmani, rokhani dan sosial sehingga merupakan Olah manusia seutuhnya! Penekanan nafas selama melakukan jurus-jurus menyebabkan terjadinya keadaan "hypoxic-anaerobik" yang merupakan perangsang bagi peningkatan kesehatan dan kesembuhan seluruh sel-sel jaringan tubuh. Analisa Ilmu Faal menunjukkan adanya potensi yang besar dari Seni Pernafasan Satria Nusantara terhadap pencegahan dan penyembuhan penyakit melalui mekanisme pelatihan hypoxic-anaerobik terhadap sel-sel tubuh.
Hasil penelitian oleh Tim Dosen FPOK-IKIP Bandung terhadap latihan Pra-Dasar Seni Pernafasan Satria Nusantara selama 12 hari berturut-turut menunjukkan adanya pengaruh yang positif terhadap kesehatan dan kemampuan fungsional, akan tetapi signifikansinya masih perlu diuji lebih lanjut.
(Sumber bacaan: "Seni Beladiri Tenaga Dalam Satria Nusantara" Tinjauan dari Segi Ilmu, Agama, Kesehatan dan Ketahanan dan "Latihan Kepekaan & Manfaatnya", oleh Drs. Maryanto, dkk, 1993)
Minggu, 05 Juli 2015
10 Cara Ampuh Ini Terbukti Bisa Mengatasi Stres Berat
Bagaimana Cara Mengatasi Stres Yang Paling Ampuh?
Ada banyak cara untuk mengatasi stres yang kerap mendera kita. Dari metode yang relijius, budaya hingga metode ilmiah dengan pendekatan berbasis sains.
Ada banyak cara untuk mengatasi stres yang kerap mendera kita. Dari metode yang relijius, budaya hingga metode ilmiah dengan pendekatan berbasis sains.
Sabtu, 04 Juli 2015
Inilah Yang Terjadi Pada Tubuh Kita Saat Stres Melanda
Awas, Stres Bisa Membunuhmu..!!
Kehidupan manusia yang sangat kompleks dan dinamis dengan tantangan dan tuntutan hidup yang semakin berat memang sangat rentan dengan stres. Ledakan jumlah penduduk dunia dan persaingan hidup yang semakin ketat kerap memicu munculnya stres bagi manusia. Memang sulit menghindari stresor (pemicu stres), karena inilah konsekwensi hidup bermasyarakat. Bahkan jika kita tinggal sendirian di hutan pun tak akan luput dari ancaman stres. Sejatinya, stres adalah kondisi alamiah makhluk hidup dalam merespon situasi di lingkungannya. Stres adalah gejala yang wajar, sepanjang masih dalam kendali fikiran positif dan jiwa yang tenang. Namun jika stres sudah berlanjut ke tingkat yang lebih intens, stres juga bisa mengancam kesehatan jiwa dan fisik seseorang, bahkan beresiko menderita beragam penyakit degeratif (penyakit yang berhubungan penurunan fungsi organ tubuh, seperti diabetes, osteoporosis, dan lain lain), dan bahkan penyakit yang paling mematikan, seperti kanker, stroke hingga penyakit jantung. lalu apa hubungannya stres dengan potensi penyakit-penyakit berbahaya tersebut? bagaimana bisa stres mempengaruhi kondisi tubuh hingga ke level yang sangat ekstrim? simaklah penjabarannya berdaraskan ilmu medis, neuroscience (ilmu tentang sistem syaraf), psikiatri (ilmu kedokteran jiwa), dan lainnya.
Alur Terjadinya Stres dan Respon Tubuh Terhadap Stres
Kehidupan manusia yang sangat kompleks dan dinamis dengan tantangan dan tuntutan hidup yang semakin berat memang sangat rentan dengan stres. Ledakan jumlah penduduk dunia dan persaingan hidup yang semakin ketat kerap memicu munculnya stres bagi manusia. Memang sulit menghindari stresor (pemicu stres), karena inilah konsekwensi hidup bermasyarakat. Bahkan jika kita tinggal sendirian di hutan pun tak akan luput dari ancaman stres. Sejatinya, stres adalah kondisi alamiah makhluk hidup dalam merespon situasi di lingkungannya. Stres adalah gejala yang wajar, sepanjang masih dalam kendali fikiran positif dan jiwa yang tenang. Namun jika stres sudah berlanjut ke tingkat yang lebih intens, stres juga bisa mengancam kesehatan jiwa dan fisik seseorang, bahkan beresiko menderita beragam penyakit degeratif (penyakit yang berhubungan penurunan fungsi organ tubuh, seperti diabetes, osteoporosis, dan lain lain), dan bahkan penyakit yang paling mematikan, seperti kanker, stroke hingga penyakit jantung. lalu apa hubungannya stres dengan potensi penyakit-penyakit berbahaya tersebut? bagaimana bisa stres mempengaruhi kondisi tubuh hingga ke level yang sangat ekstrim? simaklah penjabarannya berdaraskan ilmu medis, neuroscience (ilmu tentang sistem syaraf), psikiatri (ilmu kedokteran jiwa), dan lainnya.
Alur Terjadinya Stres dan Respon Tubuh Terhadap Stres
Apa yang terjadi pada otak (fikiran) kita, langsung serta merta mendapat respon dari tubuh kita. Misalnya pada saat
kita sedang mengalami stres atau kecemasan tinggi, otak kita
memproduksi hormon noradrenalin.
Ketika
merasa takut yang berlebihan, hormon adrenalin
akan muncul. Apakah hormon itu?
Hormon
adalah suatu zat yang ada pada tubuh manusia, berasal dari bahasa Yunani, yaitu “hormaen”
yang
berarti “yang menggerakan”. Hormon merupakan zat biokimia dalam
bentuk senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon
mengatur aktivitas seperti; metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan
perkembangan manusia. Hormon yang sangat berhubungan dengan fikiran
atau kondisi kejiwaan seseorang adalah adrenalin,
noradrenalin, beta-endorfin dan enkefalin.
Hormon ini merupakan zat penyampai pesan pada tingkatan sel. Artinya
zat-zat inilah yang menyampaikan perintah dari otak kepada tiap-tiap
sel. Misalnya ketika kita marah, maka hormon ini memerintahkan sel
tubuh kita, dan tubuh akan bereaksi melalui ketegangan dan aktifitas
tertentu pada organ tubuh.
Video ilustrasi apa yang terjadi di tubuh kita saat kita stress
Menurut
Dr. Shigeo Haruyama, seorang
dokter spesialis bedah sistem pencernaan, dalam bukunya “The
Miracle of Endorphine”
(Sunmark Publishing, 1995), ia menjelaskan jika seseorang
terus-menerus marah dan stres berat berkepanjangan, dia dapat jatuh
sakit karena keracunan noradrenalin berlebihan pada tubuhnya, tubuh
terlihat lebih tua dari usia sebenarnya, dan bahkan bisa
mengakibatkan meninggal dunia di usia muda. Stres juga memicu
penyakit kanker. Sebuah penelitian terkemuka mengamati hubungan
kanker dengan stres dengan subjek tikus, hasilnya jelas terbukti
persentase penyakit kanker pada hewan-hewan tersebut bergantung pada
tingkat stres yang mereka alami. Resiko kanker pada tikus-tikus
tersebut meningkat menjadi 50% ketika mereka didera stres hebat.
Kesimpulannya, stres meningkatkan resiko penyakit kanker.
Saat
kita stres, hormon noradrenalin dihasilkan tubuh, pembuluh darah
menyempit, detak jantung terganggu, dan sirkulasi darah pun kacau.
Selain itu stres juga membentuk oksigen aktif (oksidan), dan
menjadikan pH (kadar keasaman tubuh) semakin asam (yang disebut
“asidosis”),
meningkatkan produksi asam lambung berlebihan.
Jumat, 03 Juli 2015
Mengenal Stres, Jenis-jenis Stres, Penyebab dan Dampaknya Bagi Kita
Apakah Stres itu? Beragam Pengertian
Stres Menurut Para Ahli
Apakah stres itu? Stres adalah gejala alamiah makhluk hidup |
Menurut Kamus Istilah Ilmu Kedokteran
“Merriam-Webster Medical Dictionary”, stres adalah faktor fisik,
kimiawi atau emosi yang menyebabkan ketegangan tubuh atau mental, dan
dapat menjadi salah satu faktor pemicu timbulnya beragam penyakit
fisik dan mental. Sedangkan menurut seorang pakar terkenal di bidang
stres, Hans Selye, mendefinisikan stres sebagai respon tubuh
nonspesifik terhadap tuntutan apa saja.
Sebenarnya stres itu ada yang terjadi
pada fisik, stres oksidatif (kadar radikal bebas yang berlebihan
dalam tubuh manusia), dan ada juga yang terjadi pada masalah
psikologis atau emosional. Namun pada tulisan ini kita akan fokus
membahas mengenai stres yang terjadi pada masalah kejiwaan
(emosional), karena stres jenis ini lebih kompleks dan lebih sulit
diatasi daripada stres yang terjadi pada fisik. Selain itu, stres
juga bukan hanya dialami oleh manusia, tapi bisa terjadi pada hewan
dan tumbuh-tumbuhan.
Jenis-jenis Stres
Tidak seperti pemahaman orang awam pada
umumnya, stres itu sejatinya tidak selalu berkonotasi negatif dan
berakibat buruk (desktruktif). Dalam ilmu psikologi dikenal ada
empaat jenis stres yang umum dialami manusia, yaitu; “Eustress”,
“Distress”, “Hyperstress” dan “Hypostress”.
(Adi W. Gunawan, The Miracle of Mindbody Medicine, 2012)
1. Eustress adalah
stres jangka pendek yang bisa memberikan kekuatan atau semangat,
bersifat menantang namun masih dapat dikendalikan oleh orang yang
mengalaminya. Stres jenis ini justru meningkatkan antusiasme,
kreatifitas, motivasi dan aktifitas fisik. Stres ini justru bermakna
positif yang terjadi di saat kita membutuhkan motivasi dan inspirasi.
Contohnya saat kita sedang terlibat dalam sebuah kompetisi atau
persaingan menantang. Tuntutan atau tekanan untuk melakukan yang
terbaik dan bisa memenangkan kompetisi tersebut disebut eustress.
2. Distress adalah stres
yang dianggap atau dinilai terlalu berat untuk diatasi oleh
seseorang. Dia menganggap masalah atau beban mental yang dialaminya
itu adalah sesuatu yang membingungkan, dilematis dan tipis harapan
untuk mengatasinya, hingga berujung pada keputusasaan atau frustasi,
seakan-akan tidak ada solusi yang bisa memberikan jalan keluar dari
permasalahan atau beban mental tersebut.
Stres jenis distress ini terbagi
menjadi 2 tipe, yaitu stres akut dan stres kronis. Stres
akut adalah stres yang intens yang muncul dan hilang dengan cepat.
Misalnya saat kita di tengah jalan sempit bertemu dengan seekor
anjing galak atau di tengah hutan bertemu seekor ular berbisa yang
mematikan. Meskipun tingkat stres ini cukup tinggi, namun jika sudah
melewatinya kita akan merasa lebih tenang dan kembali ke kondisi
normal. Sedangkan stres kronis adalah stres yang sudah berlangsung
cukup lama, bisa berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun. Contohnya seorang remaja yang mengikuti ujian di
sekolahnya, yang menuntutnya untuk mentargetkan nilai akademik yang
tinggi dan mendapatkan predikat lulus yang memuaskan orangtuanya.
Jika selesai masa ujian, remaja tersebut akan kembali normal sedia
kala usai melewati masa-masa yang menegangkan penuh tantangan
tersebut.
3. Hyperstress adalah
kondisi yang terjadi bila seseorang didorong melampaui kemampuannya
untuk bertahan dan mengatasi suatu tekanan yang menimpanya. Stres
jenis ini muncul sebagai akibat dar kondisi beban mental yang
berlebih atau bekerja dan berfikir terlalu keras, bahkan kadang
melampaui batas kemampuannya. Saat seseorang sedang mengalami
hyperstress, hal-hal sepele pun bisa memicu respon emosional yang
cukup kuat, hingga emosinya 'meledak' dan meluap membabibuta, marah
besar yang kadang tak terkontrol, atau bahkan menangis tersedu-sedu.
Tak jarang stres ini bisa membuat seseorang tak mampu mengendalikan
perilakunya dan berbuat tindakan yang merugikan dirinya sendiri
maupun orang lain, atau lingkungan sekitarnya (destruktif). Contohnya
adalah seseorang yang dipecat dari pekerjaannya, ditinggal orang
tercinta, gagal dalam bisnis, dililit hutang, dan lain sebagainya.
4. Hypostress adalah
kebalikan dari hyperstress. Hypostress terjadi saat seseorang merasa
hidupnya monoton, membosankan, tidak ada tantangan, merasa berada di
titik jenuh dan hidupnya seakan tak tentu arah. Orang yang sering
mengalami hypostress biasanya sering gelisah, galau, apatis, dan
kehilangan semangat hidup. Contohnya buruh pabrik yang melakukan
pekerjaan yang sama secara berulang-ulang, tentu lama kelamaan akan
mengalami kejenuhan, bosan dengan aktifitas yang monoton tersebut
tanpa banyak kemajuan dan perubahan dalam hidupnya. Misalnya nominal
gajinya yang tak kunjung naik meski telah bekerja bertahun-tahun di
perusahaan tempatnya bekerja.
Penyebab
dan Faktor-faktor Pemicu Timbulnya Stres (Stressor)
Tekanan dan tuntutan hidup memicu timbulnya stres |
Menurur
Dr. LA Hartono
dalam buku “Stres dan Stroke” (Yogyakarta,
Terbitan Kanisius, 2007), secara umum faktor-faktor penyebebab stress
atau stressor dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok sebagai
berikut:
- Tekanan Fisik: Kerja otot atau olahraga berat, misalnya latihan bagi atlit yang cukup berat dan lama dengan intensitas tinggi, berfikir terlalu berat dan lama tanpa jeda rileksasi, dan lain sebagainya.
- Tekanan Psikologis atau Mental: Hubungan suami istri yang tidak harmonis, masalah internal dengan orangtua atau keluarga, persaingan dalam dunia kerja atau bisnis, hubungan sosial yang tidak akur, etika moral, dan lain sebagainya.
- Tekanan Sosial-Ekonomi: kesulitan mencari pekerjaan (pengangguran), dililit hutang besar yang menumpuk, tuntutan biaya sekolah atau kuliah yang 'mencekik leher', tagihan kredit yang menunggak, rasialisme, diskriminasi sosial, diperlakukan asing orang masyarakat, konflik antarwarga, dan lain sebagainya.
Pengaruh Stres
Bagi Diri Manusia
Di
awal sudah kita bahas bahwa tidak semua stres itu berarti negatif,
dan tidak semua stres mengakibatkan dampak buruk bagi orang yang
mengalaminya. Karena sejatinya stres adalah gejala normal dan alamiah
yang terjadi pada makhluk hidup yang beradaptasi dengan lingkungan
dan keadaan, terutama manusia yang memiliki dimensi kehidupan yang
sangat kompleks dan dinamis. Sejak bayi pun kita sudah mengalami
stres, misalnya seorang bayi yang terbangun dari tidur dan tidak
melihat seseorang pun di dekatnya, rasa takut akan kesendirian ini
membuat bayi menangis.
Namun
seiring perkembangan kecerdasan dan pola pikirnya, manusia menghadapi
tantangan hidup yang semakin berat, persaingan yang semakin ketat,
tuntutan hidup yang kian tinggi, serta beragam problematika kehidupan
yang semakin rumit senantiasa dihadapinya. Jika ketika masa
kanak-kanak bisa meminta uang jajan kepada orangtuanya, maka ketika
dewasa dia dituntut harus bekerja keras mencari uang untuk keluarga dan
anak-anaknya.
Stres pada masa remaja dan dewasa inilah yang sangat intens dan rawan dengan berbagai dampak negatif, baik bagi kesehatan fisik maupun kesehatan mental (psikologis). Stres pada masa ini tekanan dan tuntutan hidup semakin banyak dan kuat, tak jarang manusia yang mengalaminya akan frustasi, putus asa hingga bisa berujung fatal pada tindakan bunuh diri.
Efek
buruk yang diakibatkan oleh distres jangka panjang ini ada yang
bersifat psikologis atau emosional, dan ada pula yang bersifat fisik
(fisiologis) yang dikenal dengan istilah “psikosomatis”.
Berikut rinciannya:
- Efek Pada Kejiwaan/Emosional (Psikologis)
Dampak
yang dirasakan terjadi pada jiwa seseorang yang mengalaminya,
misalnya mudah tersinggung, perasaannya sensitif, sering marah-marah
karena hal sepele, sering melamun, tatapan mata kosong, lesu, tak
bergairah, tak punya semangat dan harapan hidup, produktifitas dan
prestasi kerja atau akademis menurun, terhambat, sulit fokus
(konsentrasi menurun), lamban berfikir, sering lupa pada hal-hal yang
baru saja dilakukannya, nafsu makan tak terkendali atau justru
kehilangan selera makan (anorexia),
cemas dan khawatir berlebihan (anxiety),
sering takut berlebihan tanpa sebab (paranoid),
mengurung diri dan menjauh dari pergaulan sosial, dan pada tingkat
lanjut bisa mengakibatkan seseorang menjadi gila, berperilaku di luar
kendali dirinya, kesadaran akan dirinya berkurang, hingga yang lebih
parah bisa berujung pada upaya bunuh diri untuk mengakhiri hidupnya.
- Efek Pada Fisik (Fisiologis)
Ada
keterkaitan erat antara jiwa dengan fisik manusia. Apa yang sedang
terjadi pada jiwa manusia, bisa mempengaruhi kondisi fisik manusia,
demikian pula sebaliknya. Hubungan ini disebut Psikosomatis, berasal
dari kata “psychosomatic”,
yang berakar dari bahasa Yunani, yaitu “psyche”
yang berarti jiwa atau fikiran, dan “somato”
berarti tubuh. Dengan kata lain, psikosomatis adalah suatu kondisi
dimana fikiran dapat mempengaruhi tubuh.
Perubahan tubuh yang dapat dipengaruhi oleh stres antara lain:
-Stres
akan menurunkan sistem kekebalan tubuh (imunitas), sehingga kita
mudah terserang berbagai penyakit.
-Kadar
keasaman tubuh (pH/potential hydrogen) pada orang yang sedang stres
berada pada level di bawah 7, yang biasa disebut sebagai “asidosis”,
yang bisa memicu beragam penyakit disebabkan oleh ketidakseimbangan
pH tersebut.
-Saat
kita stres, produksi asam lambung pun meningkat, sehingga rawan
dengan sakit lambung kronis, misalnya;
sakit
maag/radang
lambung (gastritis),
diare,
naiknya
asam lambung ke kerongkongan yang disebut
Gastro Esophageal Reflux Disease (GERD),
dan lain sebagainya.
-Saat
kita merasa tertekan, hormon noradrenalin diproduksi tubuh, akibatnya
pembuluh darah menyempit, dan peredaran darah (sirkulasi) pun
terhambat.
-Stres
mengakibatkan pembentukan oksigen aktif atau radikal bebas dalam
jumlah besar, yang menyebabkan oksidasi tubuh, serta memicu beragam
penyakit, kerusakan gen dan penuaan dini sebagai akibat dari radikal
bebas yang berlebihan ini.
Pada
akhirnya, orang yang stres berat dan berkepanjangan akan sangat
beresiko terkena beragam penyakit berat, antara lain; darah tinggi
(hipertensi), kolesterol tinggi, asam urat, penuaan dini, luka borok
pada lambung (ulcer),
beragam penyakit kulit, seperti; eksim, alergi, psioriasis,
peradangan
kulit/dermatitis,
sulit tidur (insomnia), sesak nafas (asma), sakit kepala (migrain,
vertigo), bahkan penyakit yang sangat mematikan dan sangat sulit
disembuhkan, yaitu serangan jantung (heart
attact), stroke, dan
kanker.
Apa Pelajaran
Yang Bisa Kita Ambil?
Kehidupan
manusia di dunia ini ibarat sebuah kapal yang berlayar di lautan,
setiap saat ancaman ombak gelombang tinggi dan hantaman badai di
tengah lautan senantiasa menanti di depan mata. Jika konstruksi kapal
tidak kuat, atau nahkoda/awak kapal tidak terampil dan siaga
menghadapinya, maka kapal akan tenggelam ditelan dahsyatnya badai dan
terjangan ombak. Demikian pula dalam mengarungi samudera kehidupan,
kita akan senantiasa menghadapi berbagai ancaman terjangan badai dan
ombak kehidupan yang sulit kita hindari.
Dibutuhkan keterampilan mental dan kekuatan hati yang teguh untuk menghadapinya, bukan lari dari kenyataan yang sejatinya tidak akan membawa kita keluar dari masalah, justru kerap membuat kita frustasi dan putus asa seakan kiamat sudah terjadi dalam hidup kita. Belum lagi ancaman berbagai penyakit yang diakibatkan dari stres yang berkepanjangan. Kunci menghadapi stres adalah dengan belajar dan berlatih untuk memanajemen stres, ikhlas, sabar dan pasrah menerima kenyataan, serta menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak Tuhan yang maha kuasa. Dengan sikap mental ini akan senantiasa memperkuat jiwa kita dari bahaya stres berkepanjangan dan hidup kita akan cenderung lebih tenang dan bahagia.
Dibutuhkan keterampilan mental dan kekuatan hati yang teguh untuk menghadapinya, bukan lari dari kenyataan yang sejatinya tidak akan membawa kita keluar dari masalah, justru kerap membuat kita frustasi dan putus asa seakan kiamat sudah terjadi dalam hidup kita. Belum lagi ancaman berbagai penyakit yang diakibatkan dari stres yang berkepanjangan. Kunci menghadapi stres adalah dengan belajar dan berlatih untuk memanajemen stres, ikhlas, sabar dan pasrah menerima kenyataan, serta menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak Tuhan yang maha kuasa. Dengan sikap mental ini akan senantiasa memperkuat jiwa kita dari bahaya stres berkepanjangan dan hidup kita akan cenderung lebih tenang dan bahagia.
Artikel
terkait:
1. Inilah Yang Terjadi Pada Tubuh Kita Ketika Stres Melanda
1. Inilah Yang Terjadi Pada Tubuh Kita Ketika Stres Melanda
2.
10 Cara Ampuh Ini Terbukti Bisa Mengatasi Stres Berat
Langganan:
Postingan (Atom)